ESSAY KEPERCAYAAN DIRI -KELOMPOK KASTURI-



Kepercayaan Diri
Kepercyaan diri bisa terbangun pada diri seseorang sedari kecil. Banyak faktor yang memepengaruhi kepercayaan diri seseorang. Yang utama, paling dasar, dan paling penting adalah peran orang tua, khususnya ibu. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua sangatlah berpengaruh pada kepercayaan diri seorang anak. Orang tua khususnya ibu sebaiknya bisa mendorong tumbuhnya kepercayaan diri anak. Banyak cara yang bisa dilakukan. Contoh sederhana adalah dengan pujian. Saat seorang anak meraih sesuatu yang diinginkan atau melakukan apa yang diperintahkan oleh Ibu, maka sebaiknya berilah mereka pujian. Dengan hanya mengatakan “ Bagus, kamu sangat hebat melakukannya” atau “terima kasih, kamu memang anak yang baik!”. Kata-kata sederhana seperti itu mampu mendorong seorang anak untuk melakukan hal yang membuatnya dpuji lagi dan otomatis akan meningkatkan kepercayaan dirinya.
Tetapi baynyak orang tua yang tidak mengetahui hal tersebut. Bagi orang tua, mungkin sebuah pujian hanyalah hal sepele. Padahal pujian tersebut akan menentukan masa depan seorang anak. Bahkan mayoritas orang tua yang kurang pengetahuan tentang hal tersebut akan melakukan hal sebaliknya, yaitu mengucapkan “Yah. Kok gini sih, kurang bagus!” atau “sepertinya kamu memang kurang berbakat di bidang ini”. Kata-kata sederhana seperti itu akan langsung menjatuhkan mental anak dan otomatis menurunkan kepercayaan diri anak tersebut. Serta anak tersebut enggan melakukan hal-hal yang diperintahkan lagi karena takut atau malas dicela.
Tetapi, sebagai seorang anak, saya sadar setiap manusia pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan di masing-masing bidang. Bisa jadi orang tua saya memang bukan orang tua yang baik dalam hal meningkatkan kepercayaan diri saya. Tetapi, masih banyak kelebihan lainnya, contohnya orang tua saya adalah pekerja keras dalam hal apapun untuk kebahagiaan anak-anaknya. Tidak ada satupun orang tua yang sempurna. Bahkan, kak Seto tuh yang terkenal dalam hal pemerhati, aktivis perlindungan anak pun juga bukan orang tua yang sempurna untuk anaknya juga bukan orang tua dengan apapun yang dilakukan orang tua kita dengan cara selalu melihat kesulitan mereka
Kepercayaan diri saya tumbuh sejak kecil. Memang tidak cukup baik, tetapi cukup untuk bergaul dengan teman sataupun belajar di sekolah. Saya dilahirkan dengan fisik yang sangat cukup. Saya tidak menilai diri saya cantik atau jelek, saya tidak bisa. Tapi “cukup” bisa menggambarkan kondisi fisik atau wajah saya. Meskipun saya selalu mempunyai mindset kecukupan dalam fisik tetapi saya adalah orang yang cukup percaya diri dalam hal fisik. Saya tidak terlalu memikirkan banyak orang yang menabir karena warna kulit saya yang sawo matang . saya tetap bangga dan percaya diri dengan apa yang sudah Allah berikan pada saya. Saya bersyukur.
Setelah kelebihan, tentu juga ada kekurangan. Saya tidak hanya akan bercerita tentang kebaikan saya. Saya akui saya jujur, saya buruk atau tidak percaya diri dalam hal bergaul dengan orang-orang atau komunitas baru. Dibandingkan orang lain, saya cukup lama untuk bisa beradaptasi di lingkungan baru karena tingkat kepercayaan diri saya yang kurang tinggi dalam hal itu. Setidaknya saya harus merasa aman dan nyaman terlebih dahulu pada orang, komunitas, atau tempat yang baru.
Sudah sembilan belas tahun lamanya saya mempunyai tingkat kepercayaan dii yang cukup. Semoga dalam perkuliahan di UISI ini bisa membantu diri saya. Sehingga, saya  bisa menjadi orang yang berkompeten dan selalu menonjol (dalam hal positif) dalam suatu golongan atau komunitas
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net