We
Have To Addapt
Oleh
: Putu Alicia Sarah Sativa Tanaya (Kokoleceran)
Adaptasi diartikan sebagai
kemampuan makhluk hidup untuk mempertahankan dirinya dengan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.adaptasi sering digolongkan oleh sosiolog sebagai ilmu
tingkat tinggi, karena beradaptasi memang memerlukan kecerdasan tersendiri yang
digolongkan lagi pada kemampuan tiap individunya.Beradaptasi adalah salah satu
pola hidup yang wajb dimiliki oleh setiap makhluk hidup yang ingin
mempertahankan jenisnya. Taukah kalian tentang burung Enggang? Burung yang
hidup di Kalimantan ini, yang dulunya menjadi symbol dan kebanggaan Kalimantan
Timur. Namun kini hanya tinggal nama, gambar dan lukisan yang sesekali masih
kita kagumi. Tapi wujud aslinya ? tidak pernah tau. Bahkan saya tinggal di
Samarinda, Kaltim selama 6 tahun dan tak sekalipun saya melihat wujud burung
Enggang. Inilah salah satu gambaran konkret sebuah kegagalan dalam beradaptasi.
Lingkungan Kalimantan yang berubah drastis, menyebabkan kepunahan burung
enggang. Sekarang, saya akan merubah objek dari burung enggang menjadi
manusia. Manusia tinggal di suatu
lingkungan, dengan beberapa kepala yang masing masing kepala berbeda isi. Maka
yang harus dilakukan manusia jika ingin jeisnya lestari adalah dengan
beradaptasi. Hidup ini sifatnya dinamis, berganti lingkungan, berganti
interaksi, berganti orang maka dapat disimpulkan bahwa prose adaptasi memang
terjadi terus menerus. Semakin sering orang tersebut berganti tempat atau
situasi maka seharusnya semakin tinggi kemampuannya dalam beradaptasi.adaptasi
juga dapat merubah pola piker, ketika seseorang mudah beradaptasi, maka akan
semakin banyak jalan yang ia dapat untuk mendapat solusi dalam menyelesaikan
masalahnya. Seperti pepatah dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.saat
ada di lingkungan a yang notabene berbeda jauh dari segi jarak maupun budaya
dari lingkungan b maka kita tidak bisa berprilaku seperti di kota a saat kita
di kota b.dalam adaptasi mungkin saja terjadi akulturasi atau penyatuan kebiasaan
menjadi satu kebiasaan baru. Perbahsa yang tadi saya sebutkan bukankah salah
satu pperibahasa yang hangat di telinga masyarakat Indonesia, mengapa demikian
? karena Indonesia adalah negara yang multi kultural. Dengan beribu udaya dalam
satu negara tentunya kita tidak dapat semena – mena berprilaku antar budaya.
Sama hal nya dengan saat ini, saya menggunakan
prinsip adaptasi ketika berpindah dari budaya SMA ke dunia perkuliahan.
Tentunya saya yang dulunya siswa membutuhkan suatu proses penesuaian diri agar
menjadi mahasiswa yang baik. Wilayah perkuliahan adalah wilayah baru saya, jika
saya ingin bertahan maka saya harus mau mengikuti budaya dan aturan di
lingkungan saya yang baru. Mungkin dalam beberapa hal tak berbeda jauh dengan
ketika saya masih di SMA, namun beberapa hal tentunya berbeda. Slah satu halnya
seperti saat saya menghadapi tugas. Di IOMB ini saya mendapat pelajaran bahwa
saya sudah tidak boleh lagi menunda tugas seperti saat saya masih SMA. Tanpa
proses adaptasi kita tentunya akan menjadi orang asing di suatu lingkungan.
Sedikit menengok teori
revolusi.bukankah makhluk hidup yang ada saat ini merupakan hasil dari adaptasi
fisiologis dan psikologi dari leluhurnya? Maka dari itu kita harus dapat
beradaptasi unutk kemudahan dalam hidup. Belum lagi, manusi adalah makhluk
sosial yang berarti membutuhkan orang lain yang tentu saja isi kepalanya
berbeda dengan kita. Jika kita tidak dapat beradaptasi dengan hal ini, maka
bersiaplah untuk menjadi orang asing di lingkungan kita sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar